LANGGUR, MALRA-NEWS-ID - Pejabat Sekretaris Daerah Kabupaten Maluku Tenggara, Bernadus Rettob, menegaskan pentingnya peran orang tua dalam mendampingi anak-anak mereka secara penuh, tidak hanya dalam momen seremoni seperti wisuda dan pentas seni.
Hal itu disampaikan Rettob saat menghadiri acara Wisuda dan Pentas Seni TK Santo Yakobus Perumnas Langgur di Ballroom Aurelia Kimson Center Langgur, Kec. Kei Kecil, Senin (16/6/2025).
“Jangan hari ini kita hadir untuk seremoni, lalu besok kita lupa anak-anak kita. Pendampingan itu harus 24 jam. Kalau jam 10 malam anak belum pulang, jam 12 belum di rumah, apalagi sampai jam 3 pagi—itu berarti kita lalai sebagai orang tua,” ujar Sekda di hadapan orang tua siswa, guru, pengurus yayasan, dan jajaran pejabat daerah yang hadir.
Rettob memberikan apresiasi kepada TK Santo Yakobus, yang telah mengabdi selama lebih dari dua dekade dalam dunia pendidikan anak usia dini di Maluku Tenggara.
Lantas, ia juga menyinggung filosofi nama "Santo Yakobus", yang menurutnya adalah sosok inspiratif karena berasal dari latar belakang sederhana namun dipanggil menjadi penjala manusia oleh Yesus.
“Santo Yakobus dan Santo Yohanes itu anak-anak nelayan. Mereka tinggalkan jala untuk mengabdi. Anak-anak kita juga banyak yang berasal dari keluarga guru, TNI, Polri, petani, dan nelayan. Tapi mereka bisa jadi hebat kalau didampingi dan diberi semangat belajar,” jelasnya.
![]() |
“Sekarang tidak bisa lagi hanya D3 atau yang dulu disebut sarjana muda. Harus S1. Prestasi bagus saja tidak cukup. Harus dibuktikan dengan pendidikan,” tegasnya.
Ia juga mendorong agar anak-anak dari keluarga petani dan nelayan diberi perhatian yang sama, bahkan lebih, untuk bisa bersaing dan tampil unggul dibanding anak-anak dari kalangan ASN atau pejabat.
Dalam kesempatan itu, Rettob mengungkapkan bahwa mulai tahun 2025, Pemkab Maluku Tenggara akan menghadirkan program Sekolah Rakyat (SR) yang dirancang menyerupai sistem seminari, lengkap dengan asrama dan kebutuhan hidup siswa yang ditanggung penuh oleh Pemerintah.
“Makan, minum, pakaian, sepatu—semua ditanggung pemerintah. Sekolah Rakyat ini akan jadi pesaing sekolah-sekolah yayasan. Kalau sekolah lain tidak berbenah, bisa saja kalah bersaing,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa sekolah-sekolah swasta maupun yayasan tidak boleh lengah. Justru harus semakin berinovasi dalam mutu pendidikan agar tidak tertinggal dengan kehadiran Sekolah Rakyat yang digagas pemerintah.
Menutup sambutannya, Bernadus Rettob kembali mengingatkan bahwa pendidikan dan kesehatan adalah dua urusan wajib negara yang tidak bisa ditawar. Oleh karena itu, menurutnya, semua pihak harus memprioritaskan pendidikan sebagai jalan utama membangun masa depan anak-anak di Maluku Tenggara.
“Kalau anak-anak tidak sekolah, maka masa depan mereka tidak bisa diharapkan. Semua hal lain bisa menyusul, tapi belajar itu harus nomor satu,” pungkasnya.
0 comments:
Post a Comment