LANGGUR, MALRA-NEWS-ID - Wakil Bupati Maluku Tenggara, menghadiri dan sekaligus membuka Launching penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) melalui Bantuan Pangan Beras Tahun 2025.
Turut hadir, Wakil Bupati Maluku Tenggara, Charlos Viali Rahantoknam, S.H., M.Kn. Kepala Kancab Bulog Langgur Irfan Ladjinga, Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan, Kepala Dinas Sosial, Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi Keuangan dan Pembangunan, serta Camat Manyeuw. Yang digelar di Balai Ohoi Namar, Jumat 18 Juli 2025.
Wakil Bupati dalam sambutannya, mengungkapkan bahwa Kabupaten Maluku Tenggara tahun ini mendapat alokasi 9.922 ton beras dari Cadangan Pangan Pemerintah. Beras tersebut akan disalurkan kepada keluarga penerima manfaat di 11 kecamatan, termasuk Ohoi Namar yang menjadi lokasi penyaluran perdana.
“Setiap keluarga akan menerima 20 kilogram beras. Bantuan ini diharapkan dapat meringankan beban masyarakat, terutama mereka yang terdampak langsung oleh tingginya harga bahan pokok,” ungkap Carlos Viali Rahantoknam.
Rahantoknam menyoroti persoalan harga beras yang terus merangkak naik, sebagai dampak dari ketergantungan daerah terhadap pasokan dari luar. “Katong (kita) di daerah ini tidak punya produksi beras. Jadi harus ambil dari luar. Itu yang bikin harga naik terus," sorot Wakil Bupati yang berlatar belakang Notaris ini.
Wakil Bupati meningkatkan, sebagai solusi, pentingnya mengoptimalkan potensi pangan lokal seperti sagu, enbal, petatas, ubi, dan singkong.
“Kita punya pangan lokal yang sehat dan bergizi. Jangan sampai dilupakan. Justru itu yang harus kita angkat agar tidak terlalu tergantung dari luar,” katanya, sembari mengajak warga memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam tanaman pangan.
Lebih jauh, ia juga menyoroti harga cabai dan ikan yang naik di pasar. “Kalau cabai mahal, kenapa tidak kita tanam sendiri? Lahan ada, cuaca sudah mulai bersahabat. Sekarang saatnya kita kembali ke kebun,” ujarnya
CVR, mengingatkan bahwa bantuan pemerintah hanyalah solusi jangka pendek. Untuk jangka panjang, ketahanan pangan harus dibangun dari bawah melalui peran aktif masyarakat.
“Perubahan itu dimulai dari diri sendiri, bukan dari orang lain. Jangan terus bergantung pada bantuan. Mari bangun budaya produktif dan mandiri,” tegasnya.
Program bantuan pangan ini, menurutnya, adalah wujud nyata komitmen pemerintah hadir di tengah rakyat. Namun, pemberdayaan dan partisipasi masyarakat menjadi kunci utama dalam mewujudkan ketahanan pangan keluarga dan desa (Ohoi) yang berkelanjutan.
Salah satu penerima bantuan, Alowisia Maturbongs, mengungkapkan rasa syukur atas perhatian pemerintah. “Bantuan ini sangat membantu kami, terutama di saat harga-harga lagi naik seperti sekarang,” ujarnya.
0 comments:
Post a Comment