![]() |
Kasus ini sontak memicu kemarahan para orang tua murid dan menuai kritik keras terhadap pihak penyelenggara.
Kejadian itu terungkap ketika salah satu guru menemukan ada belatung menggeliat di dalam lauk nasi yang sudah dibagikan kepada anak-anak.
Guru tersebut segera menghentikan kegiatan makan bersama dan mengamankan seluruh porsi yang tersisa, sementara beberapa anak sudah sempat menyantap sebagian makanan tersebut.
Peristiwa ini dinilai sangat fatal dan tidak dapat ditolerir, mengingat program tersebut seharusnya menjamin keamanan dan kualitas gizi anak-anak usia dini.
Sejumlah orang tua menilai, kelalaian semacam ini mencerminkan lemahnya pengawasan terhadap standar kebersihan dan keamanan pangan yang disalurkan kepada sekolah-sekolah.
Fakta bahwa makanan itu berasal dari program “Makanan Bergizi Gratis” Yayasan Pelangi Maluku semakin memperbesar sorotan publik.
Program yang awalnya dimaksudkan untuk membantu peningkatan gizi anak-anak, kini justru menuai kritikan keras dan dianggap membahayakan kesehatan.
Pemerintah Kota Tual diminta turun tangan segera untuk melakukan pemeriksaan terhadap penyedia makanan, dapur produksi, serta sistem distribusi yang digunakan.
Beberapa pihak juga mendesak agar Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan segera mengambil langkah tegas guna mencegah kejadian serupa terulang di sekolah lain.
Insiden ini menjadi tamparan keras bagi pelaksana program gizi anak. Apa yang seharusnya menjadi bentuk kepedulian terhadap masa depan generasi muda, justru berubah menjadi ancaman serius bagi kesehatan mereka.
Masyarakat kini menuntut transparansi dan tanggung jawab penuh dari Yayasan Pelangi Maluku atas insiden memalukan dan berisiko tinggi tersebut.
Tim Media: MALRA-NEWS-ID
.jpg)

0 comments:
Post a Comment