![]() |
Kegiatan Tersebut berlangsung selama tiga hari yakni dari tanggal 21-23 November 2025 yang bertujuan untuk memastikan bahwa pembangunan sarana prasarana pendidikan pada Tahun 2025 berjalan sesuai spesifikasi teknis, tepat pemanfaatan, serta memberikan dukungan nyata terhadap proses pembelajaran.
"Monitoring lapangan ini juga dilakukan untuk melihat langsung kondisi ruang belajar, fasilitas pendukung, serta keterpakaian hasil pembangunan fisik pada setiap sekolah.
Sejalan dengan pelaksanaan monitoring fisik tersebut, kunjungan ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan prioritas pendidikan yang akan menjadi bagian dari perencanaan program Tahun 2026, termasuk penyusunan kegiatan yang relevan dengan tantangan masing-masing sekolah.
Dalam kesempatan tersebut, Hanoeboen menegaskan pentingnya observasi lapangan untuk memastikan arah kebijakan pendidikan berbasis kebutuhan nyata.
"Monitoring di lapangan memberi kesempatan untuk melihat bagaimana berbagai komponen pendidikan bekerja dalam praktik sehari-hari. Dari situ, kami dapat memahami kondisi nyata sekolah dan memastikan setiap langkah perbaikan didasarkan pada kebutuhan yang benar-benar terjadi".Tegasnya
Selain menilai progres pekerjaan fisik, kunjungan juga mencakup peninjauan dokumen pembelajaran, administrasi sekolah, serta kondisi sarana pendukung yang berhubungan langsung dengan mutu proses belajar mengajar.
Dialog bersama kepala sekolah dan guru dilakukan untuk memetakan kebutuhan sarpras yang belum terpenuhi dan prioritas yang harus diperkuat dalam perencanaan tahun berikutnya.
Dalam berbagai sesi diskusi tersebut, Plt. Kepala Dinas memberikan perhatian pada dinamika masing-masing sekolah.
“Setiap sekolah memiliki dinamika masing-masing. Dengan melihat langsung, kami dapat memahami kebutuhan aktual dan memastikan bahwa proses pembelajaran ditopang oleh sarana yang layak.” Lanjutnya
Lebih lanjut, Hanoeboen menekankan pentingnya pemerataan layanan pendidikan dalam konteks wilayah kepulauan, terutama dalam memastikan agar hasil pembangunan fisik dan program penguatan layanan dapat dirasakan secara merata oleh seluruh sekolah.
“Kami percaya bahwa kualitas pendidikan tidak boleh ditentukan oleh jarak atau letak geografis. Dengan hadir secara langsung, kami memastikan bahwa misi pemerataan dan peningkatan mutu benar-benar menyentuh sekolah-sekolah di Kei Besar.”tegas Hanoeboen
Dari Hasil monitoring ini menghasilkan sejumlah catatan penting terkait penyelesaian pembangunan fisik, perlunya pemeliharaan berkala, serta identifikasi kebutuhan strategis sekolah yang akan menjadi dasar penyusunan program dan kegiatan Tahun 2026. Temuan tersebut dipadukan dengan masukan kepala sekolah dan guru untuk menghasilkan perencanaan yang lebih tepat sasaran.
"Dinas Pendidikan Kabupaten Maluku Tenggara terus berupaya memastikan bahwa pembangunan fisik dan program pendidikan berjalan searah dengan kebutuhan daerah, sekaligus menjaga keberlanjutan peningkatan mutu pendidikan di wilayah kepulauan seperti Kei Besar". Tandasnya


0 comments:
Post a Comment