![]() |
LANGGUR | MALRA-NEWS.ID - PJ Bupati Malra, yang diwakili Staf ahli Kace Rahayaan, menghadiri sekaligus membuka rangkaian lomba pada festival tunas bahasa Ibu yang di selenggarakan oleh kantor bahasa provinsi Maluku," Sabtu(19/10/2024).
Dikatakan, festival ini adalah wujud nyata komitmen kita bersama dalam melastarikan bahasa daerah yang menjadi bagian dari identitas budaya bahasa.
Bahasa Ibu tidak hanya sekedar alat komonikasi , tetapi juga menjadi sarana pemersatu yang menghubungkan generasi muda dengan kearifan leluhur kita," ungkap Rahayaan Kace.
"Saya sangat mengapresiasi inisiatif dari kantor bahasa provinsi Maluku untuk menyelenggarakan festival ini , yang tidak hanya menjadi ajang kompetisi tetapi juga sarana pendidikan dan pelestarian budaya yang sangat penting.
Ditengah derasnya arus globalisasi modernisasi, kita dihadapkan pada tantangan besar dalam menjaga eksistensi bahasa Ibu. Oleh sebab itu kegiatan festival tunas bahasa Ibu ini sangat strategis untuk menumbuhkan kembali rasa cinta, bangsa dan penghargaan terhadap bahasa Ibu di kalangan generasi muda," pinta pria asal Ohoi ohoiwait itu.
"Untuk itu kegiatan ini mampu menjadi pemicu bagi kita semua, terutama bagi generasi penerus untuk terus mempelajari, menggunakan dan melestarikan bahasa Ibu dalam kehidupan sehari-hari.
Bahasa Ibu adalah warisan budaya yang tidak ternilai harganya, yang mengandung kekayaan sejarah,cerita serta nilai-nilai kehidupan. Melalui festival ini, mari kita jadikan bahasa Ibu sebaga sarana pengembangan kreativitas dan identitas daerah yang bisa dibanggakan," cetus Rahayaan.
"Para peserta lomba yang hadir, kalian adalah duta-duta pelestarian bahasa Ibu, kalian adalah harapan bagi masa depan Kebudayaan daerah ini.
Rahayaan juga mengapresiasi peran serta dukungan orang tua, pendidik serta seluruh pihak yang telah mendukung pelaksanaan festival ini. Denga kerja sama semua pihak untuk menjaga kekayaan budaya Maluku akan terus berlanjut dan menghasilkan dampak positif bagi daerah kita," sambungnya.
"Dirinya mengajak seluruh elemen masyarakat , baik pemerintah,lembaga pendidikan , maupun komunitas budaya, untuk menjadikan momentum ini sebagai langkah awal dalam gerakan pelestarian bahasa Ibu yang lebih luas," ajak pria asal Keibes itu.
Ia juga berharap, agar kegiatan ini berjalan lancar dan membawa manfaat bagi pengembangan budaya dan bahasa di Maluku Tenggara, teruslah mencintai dan melestarikan bahasa Ibu kita, karena di sanalah jatih diri dan kekayaan budaya kita tersimpan," tutup Kace.
0 comments:
Post a Comment