LANGGUR, MALRA-NEWS-ID – Warga Desa Ohoidertawun, Kecamatan Kei Kecil, mengeluhkan kerugian finansial akibat proses clearance yang dinilai terlalu lama oleh instansi terkait. Akibatnya, puluhan wisatawan batal mengikuti paket tur yang sudah disiapkan masyarakat setempat.
Tokoh masyarakat Ohoidertawun, Erick Rahakbauw, Kamis (25/7/2025), mengatakan seharusnya ada lebih dari 100 peserta tur yang datang, namun hanya 20 orang yang akhirnya tiba di lokasi. “Kami di desa mengalami berbagai kerugian. Dari jumlah peserta yang seharusnya lebih dari 100 orang, yang datang hanya sekitar 20 orang. Dampaknya jelas mengganggu kegiatan paket tur yang sudah kami rencanakan,” ungkapnya.
Erick menjelaskan, masyarakat sudah mengeluarkan biaya untuk menjamu wisatawan, mulai dari penyediaan konsumsi, dekorasi, hingga kesiapan layanan di lokasi wisata. Namun, kenyataan di lapangan berbeda jauh dari target yang telah ditetapkan.
“Budget yang kami keluarkan lebih besar dibandingkan jumlah wisatawan yang benar-benar datang. Ini merugikan kami secara finansial. Padahal tujuan kami sederhana, ingin memperkenalkan potensi wisata desa,” ujarnya.
Ia menilai lambatnya proses perizinan dan clearance berdampak langsung terhadap kepercayaan wisatawan. Bahkan, beberapa paket tur yang sudah dikonfirmasi sebelumnya akhirnya dibatalkan karena kepastian kedatangan kapal dan wisatawan menjadi terhambat.
“Sejauh pengalaman kami, baru tahun ini clearance memakan waktu selama ini. Biasanya cepat dan tidak sampai mengganggu jadwal kedatangan wisatawan,” tambah Erick.
Masyarakat berharap pemerintah daerah dan instansi terkait dapat mengevaluasi sistem clearance agar tidak kembali mengorbankan pelaku wisata di tingkat desa. “Kami berharap ke depan tidak ada lagi keterlambatan seperti ini, karena pariwisata adalah harapan hidup bagi masyarakat Ohoidertawun,” tegas Erick.
0 comments:
Post a Comment