![]() |
Diketahui, aksi yang dihadiri ratusan keluarga ini digelar tepat 30 hari pasca tragedi berdarah yang merenggut nyawa pelajar tingkat SMP itu.
Dalam aksi bertajuk “Kawal Keadilan”, pernyataan sikap keluarga korban dibacakan langsung oleh Eki Siloiyaan, perwakilan keluarga, di hadapan Wakil Wali Kota Tual H. Amir Rumra, S.Pi, Dandim 1503 Tual, serta Kapolres Tual.
Keluarga korban menilai hukum di negeri ini kian terdegradasi menjadi “barang dagangan,” sementara institusi kepolisian dinilai gagal menghadirkan rasa adil bagi rakyat kecil.
Protes keras pun dilayangkan terhadap kinerja penyidik Polres Tual yang dianggap tertutup, tidak transparan, dan terkesan lamban dalam pengembangan kasus pembunuhan Komar Safee Rengur.
![]() |
Dalam aksi itu ayah Alm, Muhamad Rengur, atau yang biasa disapa Abang BOMA, juga menyampaikan kekesalannya terhadap kinerja Polres Tual Isap jempol dalam penanganan kasus tersebut.
Menurut Rengur penanganan kasus pembunuhan oleh pihak Polres Tual Ia menilai ada sebuah kejanggalan.
“Dalam prosedur penanganan kasus pembunuhan oleh pihak Polres Tual seperti ini, mungkin saja baru pertama kali terjadi di Indonesia dimana Tempat Kejadian Perkara (TKP) dari kejadian hingga kini tidak ada pemasangan police line,” kesalnya.
![]() |
![]() |
“Saya harap dalam pengembangan kasus ini dapat segera dituntaskan secara transparansi, demi untuk menegakan keadilan di Negeri yang dicintai ini,” harapnya.
Adapun tujuh butir tuntutan resmi keluarga korban antara lain:
1. Mengecam pelayanan diskriminatif Polres Tual terhadap keluarga korban.
2. Menuntut penyidik agar transparan dalam pengusutan perkara.
3. Mendesak Kapolres Tual menjelaskan secara terbuka perkembangan dan status perkara.
4. Mendorong rekonstruksi terbuka di lokasi kejadian demi kepastian hukum.
5. Meminta Pemkot Tual, melalui Dinas Perlindungan Anak, melindungi saksi kunci yang masih berusia anak, Hasim Rengur, dari ancaman pembunuhan.
6. Meminta Kompolnas dan Propam Polda Maluku memberi peringatan tegas kepada Polres Tual.
7. Menegaskan pentingnya penegakan keadilan demi martabat hukum di Bumi Maren, Tual, dan Tanah Kei.
Aksi tersebut sekaligus menjadi simbol perlawanan moral keluarga korban terhadap praktik penegakan hukum yang dianggap tidak berpihak kepada rakyat kecil.
Penanggung jawab aksi, Muhammad Rengur, menegaskan keluarga tidak akan berhenti bersuara hingga kasus pembunuhan Komar Safee Rengur terbuka secara terang benderang.
Sebelum mengakhiri, Boma menyampaikan kesedihannya. Saya sangat sayang anak saya, tetapi sayu juga sangat mencintai Daerah ini. "Saya tidak Ingin Daerah ini hancur," tutup Ayah Almarhum, diselimuti Kesedihan.
0 comments:
Post a Comment