![]() |
Peristiwa ini dinilai sebagai bentuk kelalaian fatal dan tindakan yang sangat tidak terpuji, mengingat program tersebut menyasar anak-anak sekolah dasar.
Balkud menilai, kejadian ini bukan hanya mencoreng citra program nasional pemberian makanan bergizi di sekolah, tetapi juga menunjukkan lemahnya pengawasan dari pihak penyelenggara dan instansi terkait.
Ia menegaskan bahwa keselamatan dan kesehatan anak didik harus menjadi prioritas utama, bukan sekadar formalitas kegiatan.
“Ini bukan hal sepele. Anak-anak kita dijadikan sasaran program gizi, tapi malah terpapar bahaya dari dapur yang tidak higienis. Pemerintah harus segera turun tangan dan evaluasi total Yayasan Pelangi Maluku,” tegas Balkud Ohoitenan kepada media, Sabtu (19/10/2025).
Politisi yang dikenal vokal ini mendesak Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan Kabupaten Maluku Tenggara untuk melakukan investigasi menyeluruh terhadap standar kebersihan dapur BMG tersebut.
Ia juga meminta agar penyaluran makanan kepada siswa dihentikan sementara hingga ada jaminan keamanan dan kualitas pangan yang layak.
Selain itu, Balkud menyoroti pentingnya tanggung jawab sosial dari lembaga penyedia jasa makanan bergizi yang selama ini bekerja sama dengan pemerintah.
Menurutnya, profesionalisme dan kontrol mutu harus menjadi syarat utama sebelum program seperti ini dijalankan.
“Jangan karena alasan program nasional, lalu mutu dan higienitas diabaikan. Anak-anak bukan kelinci percobaan,” ujarnya dengan nada tegas.
Masyarakat sekitar SD Inpres Watdek pun ikut bereaksi keras atas kejadian ini. Mereka menilai Yayasan Pelangi Maluku telah gagal menjaga kepercayaan publik dan menciptakan keresahan bagi orang tua siswa.
Publik kini menunggu langkah cepat pemerintah daerah dalam menindaklanjuti kasus yang mencoreng wajah dunia pendidikan Maluku Tenggara ini.


0 comments:
Post a Comment