 |
Ribuan masyarakat tampak memadati jalur utama kota Langgur untuk menyaksikan parade spektakuler yang menampilkan keindahan budaya dan tradisi masyarakat Kei.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Carlos Rahanyoknam menegaskan bahwa karnaval budaya bukan sekadar ajang hiburan, tetapi juga bentuk nyata pelestarian warisan budaya lokal yang harus terus dijaga dan dikembangkan.
“Karnaval budaya ini adalah ruang ekspresi masyarakat Kei. Kita ingin menunjukkan bahwa Maluku Tenggara memiliki kekayaan budaya yang luar biasa, yang harus kita jaga bersama dan diwariskan kepada generasi muda,” ujar Rahantoknam di sela kegiatan.
Ia menambahkan, kegiatan ini juga menjadi bukti nyata kolaborasi antara pemerintah daerah, masyarakat, dan dunia pendidikan dalam memperkuat promosi pariwisata berbasis budaya.
Melalui Festival Pesona Meti Kei, kita tidak hanya menampilkan keindahan alam dan budaya, tetapi juga menggerakkan ekonomi kreatif lokal.
"Ini adalah momentum kita untuk menegaskan bahwa Maluku Tenggara siap menjadi destinasi unggulan di wilayah timur Indonesia,” tegasnya.
Ribuan peserta dari berbagai sekolah, komunitas seni, dan organisasi masyarakat turut menampilkan beragam atraksi budaya seperti tarian tradisional, musik bambu, dan busana adat yang memukau.
Setiap penampilan membawa pesan tentang persatuan dan kearifan lokal yang menjadi ciri khas masyarakat Kei.
Festival Pesona Meti Kei 2025 mengusung tema “Pesona Budaya, Laut, dan Persaudaraan Kei,” sebagai simbol harmonisasi antara manusia dan alam yang menjadi roh kehidupan masyarakat Maluku Tenggara.
Pemerintah daerah berharap melalui kegiatan ini, budaya Kei semakin dikenal di kancah nasional maupun internasional.
Dengan dilepasnya karnaval oleh Wakil Bupati Carlos Viali Rahanyoknam, rangkaian Festival Pesona Meti Kei 2025 resmi dimulai, menandai semangat baru masyarakat Kei dalam memperkuat jati diri budaya, persaudaraan, dan kemajuan daerah.
0 comments:
Post a Comment